HARGA
POKOK PRODUK BERSAMA DAN SAMPINGAN
TUGAS
MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA
Produk adalah semua output yang memiliki nilai jual
positif (atau sebuah output yang memungkinkan organisasi menghindari
biaya-biaya yang terjadi). Produk bersama (joint products) adalah adalah semua
produk yang memiliki nilai jual tinggi tapi tidak bisa diidentifikasi secara
terpisah sebagai produk individual sampai ke splitt off point (titik
pemisahan). Ketika satu proses tunggal menghasilkan dua atau lebih produk dan
hanya menghasilkan satu produk yang memiliki nilai jual yang relatif tinggi,
maka produk itu disebut produk utama (main product).
Produk lain yang nilai jualnya relatif rendah
dibandingkan dengan produk utama disebut produk sampingan (by product).
Sedangkan apabila terdapat produk denga nilai jual yang sangat rendah, maka
disebut sisa bahan (scrap). Klasifikasi ni berubah tiap saat terutama untuk
produk-produk yang harga pasarnya bisa naik atau turun sebesar kurang lebih 30%
di tiap tahun.
Contoh produk yang dihasilkan dari suatu proses
bersama yaitu penyulingan minyak bumi yang pada titik split off point bisa
diidentifikasi produk bersama seperti minyak mentah, minyak tanah, solar,
bensin, LPG mentah, dan seterusnya. Di samping istilah produk bersama terdapat
pula produk yang dinamakan dengan produk sekutu (co-product) yaitu dua atau
lebih produk yang diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari
kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama.
Dalam perusahaan penggergajian kayu misalnya, pada saat sama dari proses
penggergajian dihasilkan papan dengan mutu nomor 1, nomor 2, dan sebagainya, tetapi
dari batang kayu yang bebeda.
I.
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PRODUK BERSAMA
Produk Bersama (joint Product ) adalah dua
atau lebih jenis produk yang diproduksi secara bersama-sama dalam satu
rangkaian proses produksi dan masing-masing produk mempunyai harga jual yang
relatif sama. Produk-produk ini disebut juga Produk Utama (Major Product).
Karakteristik Produk Bersama :
a)
Merupakan produk-produk utama yang
dihasilkan dengan sengaja sesuai dengan tujuan produksi, melalui suatu proses
atau serangkaian proses dan dilakukan secara simultan
b)
Nilai penjualan adalah relatif
lebih besar bila dibandingkan dengan produk-produk sampingan yang dihasilkan,
dan relatif sama diantara produk-produk umum.
c)
Biasanya dihasilkan dalam jumlah
unit atau kuantitas yang besar.
d)
Seringkali memerlukan pengolahan
lebih lanjut dan pembungkusan.
e)
Salah satu produk tidak dapat
dihasilkan tanpa memproduksi yang lain.
II.
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PRODUK SAMPINGAN
Produk sampingan dapat digolongkan
sesuai dengan dapat atau tidaknya produk tersebut dijual pada saat terpisah
dari produk utama yaitu :
a. Produk sampingan yang dapat dijual
setelah terpisah dari produk utama tanpa memerlukan pengolahan lebih
lanjut
b. Produk sampingan yang tidak dapat
dijual setelah terpisah dari produk utama dan memerlukan pengolahan lebih
lanjut. Contoh produk ini adalah produk seperti bulu ayam yang dihasilkan dari
proses penyembelihan ayam.
Produk Sampingan (By Product) adalah
produk yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain tetapi mempunyai harga
jual yang relatif lebih rendah dari produk lainnya.
Produk sampingan dapat digolongkan
sesuai dengan dapat atau tidaknya produk tersebut dijual pada saat terpisah
dari produk utama yaitu :
a) Produk sampingan yang dapat dijual
setelah terpisah dari produk utama tanpa memerlukan pengolahan lebih
lanjut
b) Produk sampingan yang tidak dapat
dijual setelah terpisah dari produk utama dan memerlukan pengolahan lebih
lanjut. Contoh produk ini adalah produk seperti bulu ayam yang dihasilkan dari
proses penyembelihan ayam.
Karakteristik Produk Sampingan :
a)
Dihasilkan bersama dengan produk
utama dalam suatu proses atau serangkaian proses tanpa dimaksudkan untuk
membuat produk ini.
b)
Nilai penjualan adalah relatif
lebih kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan dengan produk-produk utama.
c)
Dihasilkan dalam jumlah unit atau
kuantitas yang lebih sedikit.
d)
Kadang-kadang memerlukan
pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e)
Produk ini tidak dapat dihasilkan
tanpa memproduksi produk-produk utama
III.
AKUNTANSI UNTUK PRODUK BERSAMA
Masalah akuntansi dalam produk bersama adalah masalah pembebanan biaya
produksi ke masing-masing produk yang dihasilkan agar dapat di tentukan nilai
persediaan akhir dan penghasilan (laba) bersih. Dalam hal ini terdapat beberapa
metode untuk mengalokasikan biaya bersama ke masing-masing produk sebagai
berikut :
1) Metode Nilai Pasar Relatif
Dalam penerapan metode nilai pasar atau nilai jual terdapat 2 variasi
berdasarkan dari kondisi produk bersama tersebut, yaitu :
a)
Nilai pasar produk bersama
diketahui pada titik pemisahan produk.
Jika nilai pasar diketahui pada titik pisah produk, total biaya bersama dialokasikan diantara produk bersama dengan membagi total nilai pasar tiap produk yang dihasilkan dengan total nilai pasar semua produk yang dihasilkan sehingga diketemukan ratio individu dari nilai pasar terhadap total nilai pasar. Ratio inilah yang dikalikan dengan total biaya bersama.
Jika nilai pasar diketahui pada titik pisah produk, total biaya bersama dialokasikan diantara produk bersama dengan membagi total nilai pasar tiap produk yang dihasilkan dengan total nilai pasar semua produk yang dihasilkan sehingga diketemukan ratio individu dari nilai pasar terhadap total nilai pasar. Ratio inilah yang dikalikan dengan total biaya bersama.
b)
Nilai pasar produk bersama tidak
diketahui pada titik pemisahan produk / Nilai pasar diketahui setelah titik
pisah proses.
Nilai pasar pada titik pisah produk mungkin tidak diketahui, khususnya apabila tambahan proses pengolahan produksi diperlukan untuk menjadikan produk bersangkutan berada pada kondisi siap untuk dijual. Untuk itu perlu dilakukan sedikit modifikasi atas rumus yang disajikan diatas dengan sebuah nilai pasar yang hipotesis pada titik pisah produk mesti dihitung. Nilai pasar yang hipotesis itu ditentukan dengan mengurangi tambahan biaya untuk pemrosesan dari nilai pasar dari produk yang selesai.
Nilai pasar pada titik pisah produk mungkin tidak diketahui, khususnya apabila tambahan proses pengolahan produksi diperlukan untuk menjadikan produk bersangkutan berada pada kondisi siap untuk dijual. Untuk itu perlu dilakukan sedikit modifikasi atas rumus yang disajikan diatas dengan sebuah nilai pasar yang hipotesis pada titik pisah produk mesti dihitung. Nilai pasar yang hipotesis itu ditentukan dengan mengurangi tambahan biaya untuk pemrosesan dari nilai pasar dari produk yang selesai.
2)
Metode Kuantitatif Unit
Menurut metode ini, kuantitas hasil produksi dipergunakan sebagai dasar
untuk mengalokasikan biaya bersama. Metode menghendaki bahwa produk bersama
pada akhirnya harus diukur dalam unit pengukur yang sama, apabila mempunyai
unit pengukur yang berlainan maka dapat digunakan suatu angka penyebut yang
umum.
3) Metode Biaya Rata-rata
Sederhana per Unit
Menurut metode ini total biaya bersama dibagi dengan jumlah unit yang
dihasilkan untuk mendapatkan biaya per unit lalu biaya per unit dikalikan
dengan jumlah unit dari tiap yang diproduksi untuk menentukan porsi biaya
bersama yang akan dialokasikan kepada masing-masing produk.
4)
Metode Biaya Rata-rata Tertimbang per Unit
Mungkin kita temukan variasi yang sangat kompleks dalam produksi produk
bersama seperti kesulitan dalam produksi, jumlah waktu yang diperlukan, atau
kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan atau ukuran tiap unit. Faktor-faktor
yang menunjukkan bobot tiap produk, yang didasarkan pada kompleksitas tersebut,
oleh karena itu harus diperhitungkan untuk memperoleh alokasi yang lebih tepat.
IV.
AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN
1) Metode Tanpa Harga
Pokok (Non-Cost Methods)
Dalam metode ini, harga pokok produk sampingan atau
persediannya tidak diperhitungkan, tetapi memperlakukan pendapatan penjualan
produk sampingan sebagai pendapatan atau pengurang biaya produksi produk utama.
Metode tanpa harga pokok adalah suatu metode
dalam perhitungan produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari
pengolahan produk sebelum dipisah.
Pendapatan penjualan
produk sampingan dicatat sebagai penghasilan diluar usaha.
Dalam metode ini
pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan
returnya, dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan
pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Rugi-Laba. Rekening pendapatan
penjualan produk sampingan dicantumkan dalam laporan Laba-Rugi pada kelompok
penghasilan di luar usaha (other income).
Metode ini cocok bila
digunakan pada perusahaan yang:
a. Nilai produk
sampingnya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan.
b. Penggunaan metode yang
lebih teliti tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh
c. Pemisahan produk
sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebananharga
tidak mengakibatkan perbedaan yang mencolok pada harga
pokok produk utama.
d. Terdapat beberapa
kekurangan pada metode pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai
penghasilan diluar usaha, yaitu:
e. Apabila pada akhir
periode akuntansi terdapat persediaan pokok sampingan, maka timbul masalah
penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan
f. Dapat mengakibatkan
perbandingan pendapatan dan biaya yang kurang tepat karena perbedaan periode
akuntansi.
g. Tidak adanya
pengawasan dari terhadap persediaaan produk sampingan mengakibatkan rawan
terjadi penggelapan.
h. Dapat mengaburkan
gambaran menyeluruh tentang hasil usaha perusahaan.
Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai
tambahan pendapatan penjualan produk utama.
Semua biaya produksi
dikurangkan dari pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun
sampingan) untuk mendapatkan laba bruto.
2) Metode yang membebankan
biaya-biaya produksi ke produk utama dan produk sampingan (Metode Harga Pokok /
Cost Method)
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dialokasikan baik ke produk utama
maupun produk sampingan. Sedangkan harga pokok produk sampingan ditetapkan
sebesar harga beli / nilai pengganti (Replacement Cost) yang berlaku di pasar.
Harga pokok tersebut di kredit perkiraan “ Barang Dalam Proses Bahan Baku ”.
Dengan demikian biaya produksi (bahan baku) untuk produk utama berkurang.
V. METODE
KALKULASI BIAYA PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Produk Bersama Produk Sampingan
Bahan ................................................... xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
Pekerja xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
Overhead pabrik.................................... xxxxxxxxxx + xxxxxxxxxx
Total Biaya Produksi............................. xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
Nilai Pasar...................................................... xxxxxxxxxx
Estimasi
Laba Kotor
Laba operasi yang diandalkan............... xxxxxxxxxx
Beban Pemasaran dan administrasi....... xxxxxxxxxx + xxxxxxxxxx
Estimasi biaya produksi setelah pemisahan:
Bahan ................................................... xxxxxxxxxx
Pekerja xxxxxxxxxx
Overhead Pabrik.................................... xxxxxxxxxx + xxxxxxxxxx -
Estimasi nilai produk sampingan
pada titik pemisahan yang dikreditkan
keproduk utama..................................... xxxxxxxxxx - xxxxxxxxxx
Biaya Produk Bersih produk utama...... xxxxxxxxxx
DItambah kembali biaya produksi
Actual sesudah pemisahan............................. xxxxxxxxxx +
Total ........................................................... xxxxxxxxxx
Total Jumlah Unit.................................. xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
Biaya per unit........................................ xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
VI. ALOKASI
PRODUK BERSAMA KEDALAM BIAYA TERPISAH UNTUK TIAP PRODUK
Ada empat metode dalam alokasi produk bersama
kedalam biaya terpisah untuk tiap produk, yaitu :
1) Metode
nilai pasar
Metode nilai pasar atau nilai jual yang
didasarkan pada nilai pasar relative dari setiap jenis produk bersama. Dengan
dukungan yang kuat untuk terjadinya metode nilai pasar atau nilai jual dengan
input tertentu dalam proses pabrikasi bersama/gabungan, kedua kondisi harus
terpenuhi,
a.
Bauran
keluaran fisik dapat diubah dengan total biaya gabungan relative lebih besar
atau lebih kecil daripada biaya produksi lainnya.
b.
Perubahan
ini menghasilkan niali pasar total yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Metode-metodenya, yaitu :
a.
Produk
Bersama dapat dijual pada titik pemisahan
b.
Produk
bersama tidak dapat dijual pada titik pemisahan
2) Metode
Biaya per unit Rata-rata
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan
total biaya produksi gabungan ke berbagai produk atas dasar baiya per unit
rata-rata dalam contohniali pasar, metode ini dapat diilustrasikan sebagai
berikut :
Total biaya produksi bersama =
per unit
Jumlah Unit yang diproduksi
3) Metode
rata-rata tertimbang
Metode biaya per unit rata-rata tidak
memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah pembagian biaya gabungan
karena masing-masing unit dari berbagai produk bersama jelas berbeda. Karena
itu factor timbangan seing kali diberikan ke setiap unti berdasarkan ukuran,
kesulitan, waktu yang dibutuhkan, jenis karyawan, jumlah bahan dan lain-lain.
4) Metode
Unit Kuantitatif
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan
total biaya bersama berdasarkan satuan ukur tertentu, seperti gallon, ton, atau
meter persegi.Akan tetapi jika produk bersama tidak dapat diukur dengan satuan
dasar, maka unit gabungan harus dikonversikan pada sautu angka pembagi yang
dapat dipakai untuk semua unit yang diproduksi. Misalnya dalam proses
pabriksasi kokas, produk-produk seperti kokas, ter batu-bara, bensol, sulfat
ammonia, dan gas ukur dalam satuan yang berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
https://hobiakuntansi.blogspot.co.id/2015/05/biaya-bersama-joint-cost.html
https://dwiermayanti.wordpress.com/2011/05/31/harga-pokok-bersama-dan-sampingan.html
0 komentar: