Jumat, 24 Juli 2020

MAKALAH HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN SAMPINGAN


HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN SAMPINGAN
TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA

Produk adalah semua output yang memiliki nilai jual positif (atau sebuah output yang memungkinkan organisasi menghindari biaya-biaya yang terjadi). Produk bersama (joint products) adalah adalah semua produk yang memiliki nilai jual tinggi tapi tidak bisa diidentifikasi secara terpisah sebagai produk individual sampai ke splitt off point (titik pemisahan). Ketika satu proses tunggal menghasilkan dua atau lebih produk dan hanya menghasilkan satu produk yang memiliki nilai jual yang relatif tinggi, maka produk itu disebut produk utama (main product).

Produk lain yang nilai jualnya relatif rendah dibandingkan dengan produk utama disebut produk sampingan (by product). Sedangkan apabila terdapat produk denga nilai jual yang sangat rendah, maka disebut sisa bahan (scrap). Klasifikasi ni berubah tiap saat terutama untuk produk-produk yang harga pasarnya bisa naik atau turun sebesar kurang lebih 30% di tiap tahun.

Contoh produk yang dihasilkan dari suatu proses bersama yaitu penyulingan minyak bumi yang pada titik split off point bisa diidentifikasi produk bersama seperti minyak mentah, minyak tanah, solar, bensin, LPG mentah, dan seterusnya. Di samping istilah produk bersama terdapat pula produk yang dinamakan dengan produk sekutu (co-product) yaitu dua atau lebih produk yang diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama. Dalam perusahaan penggergajian kayu misalnya, pada saat sama dari proses penggergajian dihasilkan papan dengan mutu nomor 1, nomor 2, dan sebagainya, tetapi dari batang kayu yang bebeda. 

I.                   PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PRODUK BERSAMA
Produk Bersama (joint Product ) adalah dua atau lebih jenis produk yang diproduksi secara bersama-sama dalam satu rangkaian proses produksi dan masing-masing produk mempunyai harga jual yang relatif sama. Produk-produk ini disebut juga Produk Utama (Major Product).

Karakteristik Produk Bersama :
a)    Merupakan produk-produk utama yang dihasilkan dengan sengaja sesuai dengan tujuan produksi, melalui suatu proses atau serangkaian proses dan dilakukan secara simultan
b)   Nilai penjualan adalah relatif lebih besar bila dibandingkan dengan produk-produk sampingan yang dihasilkan, dan relatif sama diantara produk-produk umum.
c)    Biasanya dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang besar.
d)   Seringkali memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e)    Salah satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi yang lain.

II.                PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PRODUK SAMPINGAN

Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat atau tidaknya produk tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama yaitu : 
a.       Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut 
b.      Produk sampingan yang tidak dapat dijual setelah terpisah dari produk utama dan memerlukan pengolahan lebih lanjut. Contoh produk ini adalah produk seperti bulu ayam yang dihasilkan dari proses penyembelihan ayam. 

Produk Sampingan (By Product) adalah produk yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain tetapi mempunyai harga jual yang relatif lebih rendah dari produk lainnya.
Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat atau tidaknya produk tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama yaitu : 
a)      Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut 
b)      Produk sampingan yang tidak dapat dijual setelah terpisah dari produk utama dan memerlukan pengolahan lebih lanjut. Contoh produk ini adalah produk seperti bulu ayam yang dihasilkan dari proses penyembelihan ayam. 

Karakteristik Produk Sampingan :
a)      Dihasilkan bersama dengan produk utama dalam suatu proses atau serangkaian proses tanpa dimaksudkan untuk membuat produk ini.
b)      Nilai penjualan adalah relatif lebih kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan dengan produk-produk utama.
c)      Dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang lebih sedikit.
d)     Kadang-kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e)      Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk utama

III.              AKUNTANSI UNTUK PRODUK BERSAMA
Masalah akuntansi dalam produk bersama adalah masalah pembebanan biaya produksi ke masing-masing produk yang dihasilkan agar dapat di tentukan nilai persediaan akhir dan penghasilan (laba) bersih. Dalam hal ini terdapat beberapa metode untuk mengalokasikan biaya bersama ke masing-masing produk sebagai berikut :

1)      Metode Nilai Pasar Relatif
Dalam penerapan metode nilai pasar atau nilai jual terdapat 2 variasi berdasarkan dari kondisi produk bersama tersebut, yaitu :
a)    Nilai pasar produk bersama diketahui pada titik pemisahan produk.
Jika nilai pasar diketahui pada titik pisah produk, total biaya bersama dialokasikan diantara produk bersama dengan membagi total nilai pasar tiap produk yang dihasilkan dengan total nilai pasar semua produk yang dihasilkan sehingga diketemukan ratio individu dari nilai pasar terhadap total nilai pasar. Ratio inilah yang dikalikan dengan total biaya bersama.
b)   Nilai pasar produk bersama tidak diketahui pada titik pemisahan produk / Nilai pasar diketahui setelah titik pisah proses.
Nilai pasar pada titik pisah produk mungkin tidak diketahui, khususnya apabila tambahan proses pengolahan produksi diperlukan untuk menjadikan produk bersangkutan berada pada kondisi siap untuk dijual. Untuk itu perlu dilakukan sedikit modifikasi atas rumus yang disajikan diatas dengan sebuah nilai pasar yang hipotesis pada titik pisah produk mesti dihitung. Nilai pasar yang hipotesis itu ditentukan dengan mengurangi tambahan biaya untuk pemrosesan dari nilai pasar dari produk yang selesai.

2)             Metode Kuantitatif Unit
Menurut metode ini, kuantitas hasil produksi dipergunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama. Metode menghendaki bahwa produk bersama pada akhirnya harus diukur dalam unit pengukur yang sama, apabila mempunyai unit pengukur yang berlainan maka dapat digunakan suatu angka penyebut yang umum.

3)      Metode Biaya Rata-rata Sederhana per Unit
Menurut metode ini total biaya bersama dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan untuk mendapatkan biaya per unit lalu biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit dari tiap yang diproduksi untuk menentukan porsi biaya bersama yang akan dialokasikan kepada masing-masing produk.

4)      Metode Biaya Rata-rata Tertimbang per Unit
Mungkin kita temukan variasi yang sangat kompleks dalam produksi produk bersama seperti kesulitan dalam produksi, jumlah waktu yang diperlukan, atau kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan atau ukuran tiap unit. Faktor-faktor yang menunjukkan bobot tiap produk, yang didasarkan pada kompleksitas tersebut, oleh karena itu harus diperhitungkan untuk memperoleh alokasi yang lebih tepat.





IV.             AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN

1)      Metode Tanpa Harga Pokok (Non-Cost Methods)
Dalam metode ini, harga pokok produk sampingan atau persediannya tidak diperhitungkan, tetapi memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan sebagai pendapatan atau pengurang biaya produksi produk utama.
Metode tanpa harga pokok adalah suatu metode dalam perhitungan produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah.

Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai penghasilan  diluar usaha.

      Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan returnya, dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Rugi-Laba. Rekening pendapatan penjualan produk sampingan dicantumkan dalam laporan Laba-Rugi pada kelompok penghasilan di luar usaha (other income).
Metode ini cocok bila digunakan pada perusahaan yang:
a.       Nilai produk sampingnya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan.
b.      Penggunaan metode yang lebih teliti tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh
c.       Pemisahan produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebananharga     tidak mengakibatkan perbedaan yang mencolok pada harga pokok produk utama.
d.      Terdapat beberapa kekurangan pada metode pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai penghasilan diluar usaha, yaitu:
e.       Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan pokok sampingan, maka timbul masalah penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan
f.       Dapat mengakibatkan perbandingan pendapatan dan biaya yang kurang tepat karena perbedaan periode akuntansi.
g.      Tidak adanya pengawasan dari terhadap persediaaan produk sampingan mengakibatkan rawan terjadi penggelapan.
h.      Dapat mengaburkan gambaran menyeluruh tentang hasil usaha perusahaan.

Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan pendapatan penjualan produk utama.
Semua biaya produksi dikurangkan dari pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun sampingan) untuk mendapatkan laba bruto.

2)      Metode yang membebankan biaya-biaya produksi ke produk utama dan produk sampingan (Metode Harga Pokok / Cost Method)
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dialokasikan baik ke produk utama maupun produk sampingan. Sedangkan harga pokok produk sampingan ditetapkan sebesar harga beli / nilai pengganti (Replacement Cost) yang berlaku di pasar. Harga pokok tersebut di kredit perkiraan “ Barang Dalam Proses Bahan Baku ”. Dengan demikian biaya produksi (bahan baku) untuk produk utama berkurang.

V.    METODE KALKULASI BIAYA PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Produk Bersama    Produk Sampingan
Bahan  ................................................... xxxxxxxxxx             xxxxxxxxxx   
Pekerja                                                    xxxxxxxxxx             xxxxxxxxxx   
Overhead pabrik.................................... xxxxxxxxxx   +        xxxxxxxxxx   
Total Biaya Produksi............................. xxxxxxxxxx             xxxxxxxxxx   
Nilai Pasar......................................................                         xxxxxxxxxx   
Estimasi Laba Kotor
Laba operasi yang diandalkan............... xxxxxxxxxx
Beban Pemasaran dan administrasi....... xxxxxxxxxx   +        xxxxxxxxxx   
Estimasi biaya produksi setelah pemisahan:
Bahan  ................................................... xxxxxxxxxx
Pekerja                                                    xxxxxxxxxx
Overhead Pabrik.................................... xxxxxxxxxx +         xxxxxxxxxx    -
Estimasi nilai produk sampingan
pada titik pemisahan yang dikreditkan
keproduk utama..................................... xxxxxxxxxx -          xxxxxxxxxx   
Biaya Produk Bersih produk utama...... xxxxxxxxxx
DItambah kembali biaya produksi
Actual sesudah pemisahan.............................                         xxxxxxxxxx    +
Total    ...........................................................                         xxxxxxxxxx   
Total Jumlah Unit.................................. xxxxxxxxxx             xxxxxxxxxx   
Biaya per unit........................................ xxxxxxxxxx             xxxxxxxxxx   

VI. ALOKASI PRODUK BERSAMA KEDALAM BIAYA TERPISAH UNTUK TIAP PRODUK
Ada empat metode dalam alokasi produk bersama kedalam biaya terpisah untuk tiap produk, yaitu :
1)      Metode nilai pasar
Metode nilai pasar atau nilai jual yang didasarkan pada nilai pasar relative dari setiap jenis produk bersama. Dengan dukungan yang kuat untuk terjadinya metode nilai pasar atau nilai jual dengan input tertentu dalam proses pabrikasi bersama/gabungan, kedua kondisi harus terpenuhi,
a.       Bauran keluaran fisik dapat diubah dengan total biaya gabungan relative lebih besar atau lebih kecil daripada biaya produksi lainnya.
b.      Perubahan ini menghasilkan niali pasar total yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Metode-metodenya, yaitu :
a.       Produk Bersama dapat dijual pada titik pemisahan
b.      Produk bersama tidak dapat dijual pada titik pemisahan

2)      Metode Biaya per unit Rata-rata
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke berbagai produk atas dasar baiya per unit rata-rata dalam contohniali pasar, metode ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Total biaya produksi bersama    =   per unit
Jumlah Unit yang diproduksi

3)      Metode rata-rata tertimbang
Metode biaya per unit rata-rata tidak memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah pembagian biaya gabungan karena masing-masing unit dari berbagai produk bersama jelas berbeda. Karena itu factor timbangan seing kali diberikan ke setiap unti berdasarkan ukuran, kesulitan, waktu yang dibutuhkan, jenis karyawan, jumlah bahan dan lain-lain.

4)      Metode Unit Kuantitatif
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya bersama berdasarkan satuan ukur tertentu, seperti gallon, ton, atau meter persegi.Akan tetapi jika produk bersama tidak dapat diukur dengan satuan dasar, maka unit gabungan harus dikonversikan pada sautu angka pembagi yang dapat dipakai untuk semua unit yang diproduksi. Misalnya dalam proses pabriksasi kokas, produk-produk seperti kokas, ter batu-bara, bensol, sulfat ammonia, dan gas ukur dalam satuan yang berbeda.





DAFTAR PUSTAKA

https://hobiakuntansi.blogspot.co.id/2015/05/biaya-bersama-joint-cost.html
https://dwiermayanti.wordpress.com/2011/05/31/harga-pokok-bersama-dan-sampingan.html



Previous Post
Next Post

0 komentar: