EROSI
Erosi
adalah
suatu proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari suatu
wilayah ke wilayah lain ke wilayah lainnya. Erosi terdiri dari 3 tahapan
sebagai berikut
1) Detachment,
yaitu pelepasan batuan dari masa induknya.
2) Transportasi, yaitu pemindahan batuan yang terkikis dari suatu tempat ketempat lainnya.
3) Sedimentasi, yaitu pengendapan massa batuan yang terkikis.
2) Transportasi, yaitu pemindahan batuan yang terkikis dari suatu tempat ketempat lainnya.
3) Sedimentasi, yaitu pengendapan massa batuan yang terkikis.
Berdasarkan
zat pelaku atau pengikisnya, erosi dibedakan menjadi 4 macam sebagai berikut:
1. Erosi Air
1. Erosi Air
Massa air yang mengalir,
baik gerakan air didalam tanah maupun dipermukaan bumi berupa sungai atau air
larian permukaan selamban apa pun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi
sedikit, air yang mengalir itu mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya.
Semakin cepat gerakan air mengalir, semakin tinggi pula tingkat kikisnya. Oleh
karena itu, sungai diwilayah perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras
memiliki lembah yang lebih curam dan dalam dibandingkan dengan sungai diwilayah
dataran yang airnya yang lebih tenang. Secara umum, dilihat dari tahapna
kerusakan tanah yang terikikis, erosi air terdiri dari 4 tingkatkan sebagai
berikut.
a) Erosi
Percik (Splash Erosion)
Eros percik merupakan bentuk pengikisan tanah oleh
percikan air hujan. Pada saat titik air hujan memercik kepermukaan tanah,
butiran-butiran air akan menumbuk kemudian mengikis partikel tanah serta
memindahkannya ketempat lain disekitarnya.
b) Erosi
Lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar merupakan tahapan kedua dari erosi air.
Pada tahanpan ini, lapisan tanah paling atas yang kaya akan bahan humus hilang
terkikis sehingga tingkat kesuburan dan produktivitasnya mengalami penurunan.
Ciri-ciri tanah yang telah mengalami erosi lembar antara lain air yang mengalir
dipermukaan bewarna keruh (kecokelatan) karena banyak mengandung banyak
partikel tanah, warna tanah terlihat pucat karena kadar humus (bahan organic)
rendah, dan tingkat kesuburan tanah sangat rendah.
c) Erosi
Alur (RIil Erosion)
Jika proses erosi lembar terus berlangsung, maka
padapermukaan tanah akan terbentuk alur-alur yang searah dengan kemiringan
lereng. Alur-alur erosi ini merupakan tempat air mengalir dan mengikis tanah.
d) Erosi
Parit (Gully Erosion)
Pada tahap-tahap ini alur-alur erosi berkembang
menjadi parit-parit atau lembah yang dalam dan berbentuk huruf U atau V. Erosi
parit banyak terjadi diwilayah yang memiliki kemiringan tinggi dengan tingkat
penutupan vegetasi (tetumbuhan) sangat sedikit. Untuk mengembalikan kesuburan
tanah yang telah mengalami erosi parit diperlukan biaya yang sangat mahal
2. Erosi Angin
Erosi oleh pengerjaan angin (deflasi) banyak terjadi didaerah gurun beriklim kering yang sering terjadi badai pasir yang dikenal dengan istilah harmattan atau chamsina. Pada saat terjadi angin kencang tersebut, butran-butiran kerikil dan pasir yang terbawa angin akan mengikis bongkah batuan yang dilaluinya.
3. Erosi Gelombang Laut
Erosi gelombang laut
dinamakan pula abrasi. Gelombang laut yang bergerak ke arah pantai mampu
mengikis bahkan memecah batu-batu karang dipantai, kemudidan diangkut
ketempat-tempat lain disekitarnya atau kearah laut dan samudra. Berikut
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan abrasi.
a) Kekerasan
batuan. Semakin keras jenis batuan yang ada dipantai, semakin tahan terhadap
erosi.
b) Gelombang
laut. Semakin besar gelombang yang bergerak kearah pantai,semakin besar
kemungkinannya untuk mengerosi wilayah pantai.
c) Kedalaman
laut dimuka pantai. Jika laut yang terletak dimuka pantai merupakan laut dalam,
gelombang laut yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan laut yang dangkal,
sehingga kekuatan erosi akan lebih besar.
d) Jumlah
material yang dibawa gelombang, terutama kerikil dan pasir. Semakin banyak
material yang diangkut, semakin kuat daya abrasinya.
Baca juga : Pengertian Sedimentasi dan Contoh Hasil Sedimentasi
Makalah Cuaca dan Iklim Lengkap!
Baca juga : Pengertian Sedimentasi dan Contoh Hasil Sedimentasi
Makalah Cuaca dan Iklim Lengkap!
Berikut
bentang alam khas yang sering kita jumpai sebagai akibat adanya abrasi.
a) Cliff,
yaitu pantai yang berdinding curam tegak
b) Relung,
yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff
c) Dataran
abrasi, yaitu hamparan wilayah dataran akibat abrasi yang dapt dilihat dengan
jelas saat air laut surut.
4.Erosi Glasial
Erosi Glasialadalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, yaitu massa yang bergerak. Gletser terdapat diwilayah kutub atau pegunungan tinggi yang puncaknya senantiasa tertutup lembaran salju dan es,seperti pegunungan jayawijaya, Rocky, Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng pegunungan akibat gaya berat maupun pencairan es akan mengikis daerah –daerah yang dilaluinya. Massa batuan hasil pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan gerakan gletser dinakaman morena. Ciri khas bentang alam akibat erosi glacial adalah adanya alur-alur yang arahnya sejajar dengan permukaan batuan sebagai akibat torehan gletser. Jika erosi gletser ini terus-menerus berlangsung dalam waktu yang sangat lama, maka akan terbentuk lembah-lembah yang dalam, memanjang, atau searah dengan gerakan gletser.
Erosi Glasialadalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, yaitu massa yang bergerak. Gletser terdapat diwilayah kutub atau pegunungan tinggi yang puncaknya senantiasa tertutup lembaran salju dan es,seperti pegunungan jayawijaya, Rocky, Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng pegunungan akibat gaya berat maupun pencairan es akan mengikis daerah –daerah yang dilaluinya. Massa batuan hasil pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan gerakan gletser dinakaman morena. Ciri khas bentang alam akibat erosi glacial adalah adanya alur-alur yang arahnya sejajar dengan permukaan batuan sebagai akibat torehan gletser. Jika erosi gletser ini terus-menerus berlangsung dalam waktu yang sangat lama, maka akan terbentuk lembah-lembah yang dalam, memanjang, atau searah dengan gerakan gletser.
0 komentar: